Jumat, 13 Januari 2012

KETERAMPILAN MENJELASKAN

E. Pengertian
Yang dimaksud dengan keterampilan dasar mengajar menjelaskan dalam pembelajaran ialah keterampilan menyajikan informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu bagian dengan lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. (Hasibua, Raflis Kosasi dalam Suwarna, 2009 : 68). Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok, merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasn merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam kegiatan seoang guru. Interaksi di dalam kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan baik oleh tenaga pendidik sendiri, oleh tenaga pendidik dan peserta didik, maupun antar peserta didik.


Kegiatan Ini menjelaskan aktivitas engajaran yang tidak dapat dihindari oleh guru. Penjelasan diperlukan karena tidak terdapat dalam buku, sehingga guru harus menuturkan secara lisan. Ini berarti guru di tuntut untuk mampu mejnelaskan. Untuk menyampaikan bahan pelajaran yang berkaitan dengan hubungan antar konsep, guru perlu menjelaskan secara runut dan runtut. Hasil belajar yang diperoleh dari penjelasan adalah pemahaman bukanlah ingatan. Melalui penjelasan siswa hubungan sebab akibat, memahami prosedur, memahami prinsip atau membuat analogi. Sedangkan hasil belajar yang berupa igatan atau hafalan diperoleh melalui cerita.
Ditinjau dari isi yang disampaikan oleh guru kepada siswa, makna menjelaskan dapat dibedakan antara lain:
1. Menyampaikan informasi
Menyampaikan informasi adalah bentuk menyampaikan fakta dan memberikan instruksi. Isi yang disampikan tidak bersifat problematik, tetapi cukup atau sekedar untuk diketahui saja.
2. Menerangkan
Isi yang disampaikan menunjukkan “apa” atau “bagaimana” sesungguhnya sesuatu itu jadi dalam hal ini isi bersifat pengertian atau istilah.
3. Menjelaskan
Isi yang disampaikan menunjukkan “mengapa” atau untuk “apa” sesuatu terjadi demikian yang menunjukkan “hubungan” antar dua hal atau lebih
4. Memberi motivasi
Diartikan sebagai memberi dorongan, menimbulkan minat, perhatian, dan kemauan siswa.
5. Mengajukan peendapat pribadi
Mengenai uatu kejadian, peristiwa, keadaan, guru dapat mengajukan pandangan pribadinya. Sebaiknya dengan didahului kata-kata “menurut pendapat saya sendiri” dan disertai alasan-alasan fakta atau data yang mendukung pendapat itu.

F. Tujuan
Ada beberapa tujuan penggunaan penjelasaan dalam proses belajar mengajar menurut Marno (2008 : 99)
1. Untuk membimbing pikiran peserta didik dalam memahami konsep, prinsip, dalil atau hukum-hukum yang mejadi bahan pelajaran.
2. Untuk memperkuat struktur kognitif peserta didik yang berhubungan denagn bahan pelajaran.
3. Membantu peserta didik dalam memecahkan masalah.
4. Membantuk memudahkan peserta didik dalam mengasimilasi dan mengakomodasikan konsep.
5. Mengkomunikasikan ide dan gagasan kepada peserta didik.
6. Melatih peserta didik mandiri dalam mengmabil keputusan.
7. Melatih peserta didik berfikir kritis apabila penjelasan guru kuerang sistematis.
Sementara itu menurut Suwarna (2006 : 69-70) Tujuan yang hendak dicapai guru dalam memberikan penjelasan:

b. Membimbing siswa memahami dengan jelas jawaban pertanyaan “mengapa” yang siswa ajukan ataupun yang dikemukakan guru.
c. Membantu siswa mendapatkan dan memahami hukum, dalil dan prinsip umum secara objektif dan nalar.
d. Melibatkan murit untuk berfikir dengan memecahkan masalah.
e. Mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dan mengatasi kesalah pahaman mereka terhadap suatu pengertian
f. Membantu siswa menghayati dan mendapatkan proses penalaran dan penggunaan bukti dalam penyelesaian keadaan yang meragukan.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dalam kegiatan menjelaskan ada tiga hal yang saling berkaitan
1. Yang menjelaskan (guru)
2. Yang mendengarkan penjelasan (siswa)
3. Hal yang akan dijelaskan (masalah dan pemecahanya)

Dilihat dari anak yang mendengarkan penjelasan, keperluan penjelasan muncul jika dia mengemukakan masalah suatu keadaan yang belum pernah dialaminya sehingga fungsi penjelasan adalah untuk mencari atau mengaitkan hubungan antara pengalaman murid dengan gejala atau situasi baru yang belum diketahui.

Sehingga penjelasan perlu didasarkan kepada hubungan dan kaitan yang disebut secara logis antara fakta (bukti) dan hukum umum (generalisasi).

Guru harus mempertimbangkan kemampuan dan latar belakang siswa.
Prinsip yang harus diterapkan dalam memberi penjelasan :
1. Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, atau akhir yang tergantung keperluan, atau dapat juga diselingi dengan tanya jawab.
2. Guru dapat memberikan penjelasan bila ada pertanyaan siswa atau direncanakan guru sebelumnya.
3. Penjelasan materinya harus bermakna bagi siswa
4. Penjelasan harus disesuaikan dengan latar dan kemampuan siswa.

G. Prinsip-prinsip Penggunaan
Prinsip penggunaan ketrampilan menjelaskan dalam pembelajaran dapat dilakukan: (1) pada awal, di tengah, atau pada akhir pembelajaran; penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran; (2) penjelasan harus relevan dengan tujuan pembel;ajaran yang hendak ingin di capai; penjelasan dapat diberikan apabila ada pertanyaan atau diperlukan oleh guru untuk menjelaskan, yang berarti tidak semua topik atau bahan pelajaran dijelaskan oleh guru; dan (4) penjelasan harus sesuai dengan latar belakang kemampuan siswa, terutama dalam hal penggunaan bahasa.



H. Perencanaan dan Pelaksanaan Menjelaskan
Untuk dapat menje;askan suatu hal dengan jelas, maka di tuntut untuk penguasaaan materi yang lengkap, kemampuan menganalisis pokok persoalan yang di bahas, serta perencanaan yang matang bagaimana langkah-langkahnya utuk menjelaskan materi tertentu kepada orang lain.
1. Perencanaan
Penjelasan yang akan diberikan oleh guru perlu dipersiapkan dengan perencanaan yang baik. Dalam merencanakan suatu enjelasan, ada dua hal yang perlu diperhatikan tersendiri yaitu:
A. Isi penjelasan, dengan mengadaakan analisis pengertian atau persoalan yang akan dibahas.
B. Kepada siapa penjelasan itu akan diberikan
a. Perencanaan ini analisis pengertian/persoalan
Dalam merencanakan isi penjelasan yang disampaikan guru perlu menjelaskan
a) Analisis pengertian yang diterangkan
b) Analisis pokok persoalan yang hendak dijelaskan
1) Menerangkan suatu pengertian
Dengan menerangkan suatu pengertian dimaksud berarti menguraikan jawaban artas pertanyaan apa atau bagaimana sesungguhnya sesuatu itu
Untuk menerangkan suatu pengertian, jalan yang terbukti baik adalah pola deduktif
1. Tetukan pengertian yang perlu diterangkan dan definisinya
2. Carilah ciri-ciri yang khas atau unsur-unsur pokoknya yang paling relevan.
3. Berilah contoh-contohnya
4. Carilah contoh/penerapan agar bisa mengecek pakah siswa telah menangkap penjelasan guru dengan baik atau belum.
2). Menjelaskan sesuatu
Dengan menjelaskan sesuatu berarti menguraikan jawaban atas pertanyaan mengapa atau untuk apa sesuatu itu terjadi dengan menunjukan hubungan antara dua pengertian atau lebih sehingga menjadi jelas bagaimana dua hal atau lebih itu berkaita satu sama lain.

Langkah-langkah pokok dalam merencanakan suatu penjelasan adalah sebagai berikut:
1. Menegaskan apa yang perlu dijelaskan
2. Menegaskan hubungan atau kaitanya
3. Menegaskan prinsip umum yang melandasi hubungan tersebut.
b. Penerima pesan oleh murid
Penjelasan yang diberikan oleh guru baru dapat dikatakan berhasil bila menimbulkan pengertian dalam diri siswa. Kalau penjelasan itu betul-betul jelas, hal ini akan kelihatan dari hasil siswa yang baik.

2. Pelaksanaan
Setelah merencanakan penjelasan yang baik, pelaksanaan akan baik pula. Mutu pelaksanaan dapat ditingkatkan dengan :
1. Orientasi atau Pengarahan
Dengan memberikan orientasi berarti mengantarkan siswa pada pokok persoalan yang akan dibahas dan menempatkan penjelasan yang akan disampaikan itu dalam suatu kerangka yang lebih luas.
2. Bahasa yang Sederhana
Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa. Hindari penggunaan berbagai ucapan dan istilah yang tidak dimengerti oleh siswa
3. Penggunaan Contoh atau Ilustrasi
Dalam memberikan penjelasan sebaiknya menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dan dapat ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari
4. Pemberian Tekanan
Dalam memberikan penjelasan, guru harus mengarahkan perhatian siswa agar terpusat pada masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak penting
5. Variasi
Sesekali perlu pula diselingi informasi lain yang ringan dan lucu pada situasi yang kurang menguntungkan seperti siang, panas, materi sulit, dan sebagainya. Variasi juga berlaku dalam penggunaan metode dan alat peraga.
6. Feed Back atau umpan Balik
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan keraguannya ketika pelajaran berlangsung dengan mengajukan pertanyaan. Perhatikan mimik serta tingkah mereka saat penjelasan berlangsung, sehingga guru dapat mengadakan penyesuaian.

Sementara itu menurut Suwarna (2009 : 70) dalam keterampilan menjelaskan terdapat komponen keterampilan dasar menjelaskan
Komponen-komponen keterampilan dasar mengajar menjelaskan menurutnya adalah sebagai berikut:
1. Komponen merencanakan
Agar penjelasan kita mudah dimengerti peserta didik, penjelasan yang kita berikan perlu direncanakan dengan baik, terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan penerima pesan. Dua hal tersebut sangat menentukan apakah penjelasan kita tepat sasaran atau tidak.

a. Isi pesan (materi) meliputi:
1) Sebelum memberikan penjelasan, buatlahh analisis terlebih dahulu terhadap masalah secara keseluruhan. Dalam hal ini termasuk pengindentifikasian unsur-unsur apa yang akan dihubungkan dalam penjelasan tersebut.

2) Kita perlu mengenali lebih detil tentang jenis hubungan yang ada antara unsur-unsur yang dibicarakan. Jangan sampai penjelasan yang kita berikan tidak nyambung dengan tujuan pembelajaran dan topik perkuliahan.
3) Sebelum memberikan penjelasan, kita harus memahami terlebih dahulu tentang penerapan hukum, rumus atau generalisasi yang sesuai dengan masalah yang ada. Ketidakjelian kita dalam melihat formula yang tepat dari masalah yang kita bahas hanya akan menjadikan peserta didik tidak paham atau bahkan bingung.
b. Penerima pesan
Merencanakan suatu penjelasan harus mempertimbangkan penerima pesan. Penjelasan yang disampaikan tersebut sangat bergantung pada kesiapan audiens yang mendengarkannya. Hal ini berkaitan erat dengan jenis kelamin, usia, kemampuan, latar belakang sosial dan lingkungan belajar. Oleh karena itu, dalam merencanakan suatu penjelasan harus selalu mempertimbangan faktor-faktor tersebut di atas. Dalam pendidikan berlaku formula “metode lebih penting daripada materi” [al-tariqah ahammu min al-maddah]. Dalam konteks ini kecermatan kita dalam melihat siapa yang kita hadapi akan sangat menentukan jenis metode pembelajaran apa yang paling tepat digunakan di kelas.

2. Penyajian suatu penjelasan
Penyajian suatu penjelasan dapat kita tingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Kejelasan
Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh peserta didik. Usahakan untuk menghindari penggunaan ucapan-ucapan berikuut ini, seperti “ee”, ”aa”, ”mm”, ”kira-kira”, ”umumnya”, ”biasanya”, ”sering kali”, dan istiah-istilah lain yang tidak dapat dimengerti oleh audiens. Ungkapan-ungkapan tersebut kadang malah membuat peserta didik terganggu dan akhirnya tidak dapat menangkap pesan yang disampaikan.

b. Penggunaan contoh dan ilustrasi
Dalam memberikan penjelasan sebaiknya menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Kita tentu tahu konsep CTL, Contextual Teaching and Learning, bahwa proses pembelajaran yang kita lakukan seharusnya lebih bermakna bagi peserta didik. Agar lebih bermakna, maka pembelajaran harus lebih faktual dan kontekstual. Peserta didik akan lebih tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran jika dikaitkan dengan dunia mereka.

3. Pemberian tekanan
Dalam memberikan penjelesan, kita harus mengarahkan perhatian peserta didik agar terpusat pada masalah pokok, dan mengurangi informasi yang tidak penting. Dalam hal ini kita dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan seperti: “yang terpenting”, “perhatikan baik-baik konsep ini”, “perhatikan, yang ini agak susah”.

4. Penggunaan balikan
Kita hendaknya memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan pamahaman, keraguan, atau ketidamengertiannya ketika penjelasan itu kita berikan. Berdasarkan balikan itu kita perlu melakukan penyesuaian dalam penyajiannya, misalnya kecepatannya, memberi contoh tambahan atau mengulangi kembali hal-hal yang penting. Balikan tentang sikap peserta didik dapat dijaring bersamaan dengan pertanyaan yang bertujuan menjaring balikan tentang pemahaman mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan seperti: ”Apakah kalian mengerti dengan penjelasan tadi?” Juga perlu ditanyakan, “Apakah penjelasan tadi bermakna bagi kalian?”, dan sebagainya.




Keterampilan Mengelola Kelas

Yang dimaksud dengan keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, dan keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal, apabila terdapat gangguan dalam proses belajar baik yang bersifat gangguan kecil dan sementara maupun gangguan yang berkelanjutan. (Depdikbud, 1985g: 3). Keterampilan mengelola kelas bagi siswa mempunyai tujuan untuk:
  • Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya, serta sadar untuk mengendalikan dirinya.
  • Membantu siswa agar mengerti akan arah tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan melihat atau merasakan teguran guru sebagai suatu peringatan dan bukan kemarahan.
  • Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang wajar sesuai dengan aktivitas-aktivitas kelas
Bagi guru, tujuan keterampilan mengelola kelas adalah untuk melatih keterampilannya dalam:
  • Mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam memelihara kelancaran penyajian dan langkah-langkah proses belajar mengajar secara efektif.
  • Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensinya dalam memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa.
  • Memberi respon secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan gangguan-gangguan kecil atau ringan serta memahami dan menguasai seperangkat kemungkinan strategi dan yang dapat digunakan dalam hubungan dengan masalah tingkah laku siswa yang berlebihan atau terus menerus melawan di kelas.
Pada garis besarnya keterampilan mengelola kelas terbagi dua bagian yaitu;
1) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
Menunjukan sikap tanggap, Guru memperlihatkan sikap positif terhadap setiap perilaku yang muncul pada siswa dan memberikan tanggapan-tanggapan atas perilaku tersebut dengan maksud tidak menyudutkan kondisi siswa, perasaan tertekan dan memunculkan perilaku susulan yang kurang baik.
Membagi perhatian, Kelas diisi lebih dari satu orang akan tetapi sejumlah orang (siswa) yang memiliki keterbatasan-keterbatasan yang berbeda-beda yang membutuhkan bantuan dan pertolongan dari guru. Perhatian guru tidak hanya terpokus pada satu orang atau satu kelompok tertentu yang dapat menimbulkan kecemburuan, tapi perhatian harus terbagi dengan merat kepada setiap anak yang ada di dalam kelas.
Memusatkan perhatian kelompok,
Munculnya kelompok informal di kelas, atau pengelompokan karena di sengaja oleh guru dalam kepentingan pembelajaran membutuhkan kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan perilakunya, terutama ketika kelompok perhatiannya harus terpusat pada tugas yang harus diselesaikan.
Memberikanpetunjuk-petunjukyangjelas,Untuk mengarahkan kelompok kedalam pusat perhatian seperti dijelaskan di atas, juga memudahkan anak menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya maka tugas guru adalah emamparkan setiap pelaksanan tugas-tugas tersebut sebagai petunjuk pelaksanaan yang harus dilaksanakan anak secara bertahap dan jelas.
Menegur,Permasalahan bisa terjadi dalam hubungannya antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Permasalahan dalam hubungan tersebut bisa terjadi dalam konteks pembelajaran, sehingga guru sebagai pemegang kendali kelas harus mampu memberikan teguran yang sesuai dengan tugas dan perkembangan siswa. Sifat dari teguran tidak merupakan hal yang memberikan efek penyerta yang menimbulkan ketakutan pada siswa tapi bagaimana siswa bisa tahu dengan kesalahan yang dilakukannya.
Memberi penguatan, penguatan adalah Upaya yang diarahkan agar prestasi yang dicapai dan perilaku-perilaku yang baik dapat dipertahankan oleh siswa atau bahkan mungkin ditingkatkan dan dapat ditularkan kepada siswa lainnya. Penguatan yang dimaksudkan dapat berupa reward yang bersipat moril juga yang bersifat material tapi tidak berlebihan.
2) Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal
MemodifikasitingkahlakuModifikasi tingkah laku adalah menyesuaikan bentuk-bentuk tingkah laku kedalam tuntutan kegiatan pemebelajaran sehingga tidak muncul prototyfe pada diri anak tentang peniruan perilaku yang kurang baik.
PengelolaankelompokKelompok kecil ataupun kelompok belajar di kelas adalah merupakan bagaian dari pencapaian tujuan pembelajaran dan strategi yang terapkan oleh guru. Kelompok juga bias muncul secara informal seperti teman bermain, teman seperjalanan, teman karena gender dan lain-lain. Untuk kelancaran pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran maka kelompok yang ada dikelas itu harus di kelola dengan baik oleh guru.
Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
Permasalahan memiliki sifat perennial (akan selalu ada) dan nurturan effect, oleh karena itu permasalahan akan muncul didalam kelas kaitannya dengan interaksi dan akan diikuti oleh damapak pengiring yang besar bila tidak bisa diselesaikan. Guru harus dapat mendeteksi permasalahan yang mungkin muncul dan dengan secepatnya mengambil langkah penyelesaian sehingga ada solusi untuk masalah tersebut.
Hal-hal yang harus dihindari
Beberapa kekeliruan yang perlu dihindari guru dalam mempraktekkan keterampilan mengelola kelas adalah :
1.        Campur tangan yang berlebihan, campur tangan yang berlebihan dari guru kepada setiap perilaku kedirian siswa akan memberikan dampak yang kurang baik, oleh karena itu campur tangan dilakukan sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pendidik di kelas.
2.        Kesenyapan, proses kesenyapan memang diperlukan di kelas tapi tidak merupakan kegiatan yang berjalan dengan akumulasi yang cukup panjang, karena dapat menimbulkan perilaku yang berlebihan dari siswa dan dimanfaatkan untuk berinteraksi dengan teman lainnya.
3.        Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan, awal dan akhir kegiatan adalah hal yang krusial bagi guru. Awal adalah pembuka jalan dalam mengorganisasikan pikiran anak untuk menemukan dan melakukan berbagai hal di kelas terutama kaitannya dengan tugasnya dan akhir adalah bentuk akumulasi tentang pemahaman atas kegiatan dan kegiatan lanjutan yang akan dilakukan siswa.
4.        Penyimpangan, bentuk perilaku yang menyimpang baik secara individual maupun kaitannya dalam pelaksanaan pembelajaran.
5.        Bertele-tele, kata atau kalimat yang bertele-tele dan kegiatan yang bertele-tele akan menimbulkan kebosanan dan ketidak nyamanan ketika hal itu tertuju pada satu orang saja atau pada satu pokok bahasan saja.
6.        Pengulangan penjelasan yang tidak perlu, banyak hal yang baru bagi siswa yang dapat disampaikan, dan banyak hal lainnya yang juga memerlukan pengulangan. Prinsipnya adalah dimana ketika terjadi proses pengulangan adalah bentuk untuk mengkaitkan pokok bahasan, menegaskan, dan mencontohkan. Karena pengulangan bisa memunculkan persepsi yang kurang baik pada diri siswa, mungkin akan muncul anggapan bahwa guru tidak bias mengajar.

Fungsi Guru dalam Pembelajaran (Manajemen Kelas)
1. Fungsi Instruksional
Sepanjang sejarah keguruan, tugas atau fungsi guru yang sudah tradisional adalah mengajar (to teach), yaitu ; 1) menyampaikan sejumlah keterangan-keterangan dan fakta-fakta kepada murid, 2) memberikan tugas-tugas kepada mereka, dan 3) mengoreksi atau memeriksanya. Fungsi intruksional inilah yang masih selalu diutamakan oleh hampir semua orang yang disebut guru, dan fungsi instruksional ini masih dominan dalam karier besar guru.
2. Fungsi Edukasional
Fungsi guru sesungguhnya bukan hanyalah mengajar, akan tetapi juga harus mendidik (to educate). Fungsi educational ini harus merupakan fungsi sentral guru. Dalam fungsi ini setiap guru harus berusaha mendidik murid-muridnya menjadi manusia dewasa.
3. Fungsi Managerial
Fungsi kepemimpinan atau managerial guru ini dalam administrasi sekolah modern tidak hanya terbatas di dalam kelas, akan tetapi juga menyangkut situasi sekolah dimana ia bekerja, bahkan menyangkut pula kegiatan-kegiatan di dalam masyarakat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar