Jumat, 13 Januari 2012

Teknologi Informasi dan Komunikasi

1.teknologi informasi

seperti biasa pengertian sebuah konsep dari beberapa pandangan atau pendapat oleh para ahli berbeda-beda, namun tetap memiliki makna yang sama dan substansi yang sama. Begitupun dengan pengertian teknologi informasi yang diajukan oleh para ahli, seperti berikut ini.
Everett MR (1986) mengatakan bahwa teknologi informasi merupakan perangkat keras yang bersifat organisatoris dan meneruskan nilai-nilai sosial dengan siapa individu atau banyak orang (umum) mengumpulkan, memproses dan saling mempertukarkan informasi dengan individu atau khalayak lain. Lucas (2000) menyatakan bahwa teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan (digunakan) untuk memperoses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis, micro komputer, komputer mainframe, pembaca barcode, perangkat lunak, pemroses transaksi, perangkat lunak lembar kerja (worksheet) dan peralatan komunikasi dan jaringan. Sedangkan Wawan Wardiana (2000) mengemukakan bahwa teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, memanipulasi data berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. Dari pendapat-pendapat yang diajukan oleh para ahli di atas (ingat! masih banyak pendapat lain) dapat diambil kesimpulan bahwa teknologi informasi adalah sebauh alat atau teknologi yang digunakan untuk memperoleh berita (informasi). Kesimpulan pengertian ini tak lepas arti teknologi dan informasi dalam kamus bahasa Indonesia. Jika teknologi yang dimaksud menggunakan alat elektronis yang dapat berupa komputer, maka sangat jelas teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai sebuah proses pengolahan data berupa informasi dengan menggunakan perangkat komputer yang berfungsi memproses termasuk menyimpan dan menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Pemrosesan data (informasi) dengan melalui perangkat komputer akan berkaitan dengan perangkat lunak dan perangkat keras, dari dua hal inilah proses berangsung. Di mana perangkat keras menyangkut dengan alat-alat fisik, sedangkan perangkat lunak berupa aplikasi yang dimiliki komputer yang bertujuan untuk mengatur perangkat keras dalam bekerja.
1.Pengertian Teknologi Komunikasi
Pengertian informasi disimpulkan sebagai sebuah proses pengolahan data berupa data (informasi) dengan menggunakan perangkat komputer atau alat elektronik lain yang berfungsi memproses termasuk menyimpan dan menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Bagaimana dengan pengertian teknologi komunikasi? Sebagai satu satuan yang membentuk kata teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Jika komunikasi seperti dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami, jika arti komunikasi dikaitkan dengan teknologi maka penekanan kata teknologi komunikasi lebih tertuju kepada kata “media”. Sehingga teknologi komunikasi didefinisikan sebagai alat (media) yang digunakan untuk melakukan penyampaian informasi kepada orang lain dengan efektif dan efisien. Lebih jelasnya media yang dimaksud dapat berupa komputer, teleconferencing, video, animasi, multimedia interaktif, jaringan internet dll.
1.Keterkaitan antara Teknologi Informasi dan Komunikasi
Dari definisi teknologi informasi dan teknologi komunikasi pada bagian atas, kita dapat menyatakan bahwa kedua definisi tersebut memiliki keterkaitan antara keduanya. Dengan teknologi informasi lebih menekankan pada proses pengolahan data (informasi), yang dapat berupa masukan data (melalui perangkat keras), menyimpan (dalam CPU) dan menampilan data (printout) dengan menggunakan perangkat elektronik seperti komputer. Sedangkan teknologi komunikasi lebih menekankan pada penggunaan media (seperti komputer) dalam menyampaikan informasi, tentunya dengan mengkomunikasi informasi tersebut secara efektif dan efisien.

3.PENDEKATAN TIK
Pendekatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran kini sedang jadi trend. Sekolah yang mampu akan memasang laptop, lcd dan internet untuk seluruh kelas. Jika dana kurang maka membuat satu ruang multi media dalam satu sekolah dianggap sudah memadai.
Bila sarana telah ada, lantas bagaimana kegiatan pembelajaran dikembangkan ? Sebagian guru berupaya memanfaatkan multi media untuk pembelajaran. Mereka membuat materi pembelajaran dalam format powerpoint atau flash. Mereka juga memanfaatkan image, film atau animasi. Alhasil presentasi mereka menjadi menarik dan menyenangkan.
Apa yang dilakukan para guru tersebut harus kita apresiasi, apalagi di banyak sekolah jumlah mereka tidak banyak. Namun ke depan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran harus lebih jauh lagi. Sayang jika TIK hanya diposisikan sebagai alat presentasi. Guru harus punya konsep yang jelas bagaimana pendekatan TIK itu harus ia wujudkan dalam pembelajaran.
Tujuan Pendekatan TIK
TIK amat penting dalam dunia modern sekarang. Pendekatan TIK kita terapkan agar siswa menjadi pribadi yang cerdas dan kritis menghadapi arus informasi global dari media massa khususnya internet. Sebagai pribadi ia harus mampu mengambil peluang secara positif dan konstruktif atas kemajuan TIK bagi pengembangan dirinya dan masyarakatnya.
Konsep Pendekatan TIK
Agar tujuan di atas dapat diwujudkan maka konsep pendekatan TIK dalam pembelajaran seharusnya berorientasi kepada kegiatan siswa. Guru harus memberi peluang bagi siswa untuk menerapkan dan mengembangkan penguasaan TIK dalam mendukung kegiatan belajar mereka.
Pendekatan TIK ini amat sesuai untuk diterapkan dalam model pembelajaran Problem Base Instruction ataupun Cooperative Learning. Dengan perencanaan yang kreatif guru dapat memberikan tugas atau proyek yang harus dikerjakan siswa dengan memanfaatkan TIK sebagai alat kerja maupun sumber informasi.
Secara teknis guru merancang agar melalui tugas atau proyek tersebut siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam :
1. mencari dan menemukan informasi dari berbagai media dan sumber informasi, menyeleksi secara kritis dan membuat sintesa yang obyektif (memanfaatkan bibliography, browsing)
2. mengembangkan ide/kesimpulan menggunakan TIK untuk membuktikan dan menguraikan proyek mereka secara akurat (memanfaatkan worksheed, spreadsheed).
3. bertukar dan berbagi informasi secara langsung dalam presentasi maupun secara tidak langsung melalui berbagai media TIK (memanfaatkan powerpoint, flash, publisher, e mail, blog, web etc. )
4. mereview, memodifikasi dan mengevaluasi proyek mereka, melakukan refleksi atas mutu dan kemajuan pekerjaan mereka (memanfaatkan tanggapan, coments, reply)
Pendekatan TIK ini dapat diterapkan untuk semua mata pelajaran di semua jenjang sekolah. Tentu di jenjang SD belum dapat diterapkan di kelas-kelas awal. Di kelas 4 ke atas pendekatan ini sudah dapat dikenalkan secara sederhana dan terbatas. Penguasaan TIK sejak dini adalah bekal penting bagi perkembangan anak di kemudian hari.


C. Strategi Perencanaan TIK Dalam Pendidikan
Keberhasilan implementasi TIK ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya diperlukan strategi perencanaan implementasi dengan memperhatikan berbagai macam aspek, seperti out come, pembiayaan, pihak yang bertanggung jawab, sumber yang dibutuhkan dan aspek evaluasi. Perencanaan perlu dilakukan dengan baik dengan mengakomodasi berbagai sumber seperti tujuan (goals), manusia, fasilitas, masyarakat, kebutuhan berbagai pihak, kemampuan yang dimiliki oleh sekolah dan daya dukung pihak-pihak luar.
Pentingnya perencanaan diungkapkan Bracewell. R (1999), bahwa strategi perencanaan TIK disekolah memerlukan strategi khusus dengan mengidentifikasi beberapa faktor penting seperti keluaran (out comes) yang berisi tentang apa yang nanti diharapkan tercapai dengan menerapkan TIK di sekolah dan keluaran yang berupa profil sumber daya yang menguasai TIK. Setelah itu strategi pencapaian dari keluaran ditentukan meliputi waktu yang dibutuhkan (berupa target pencapaian baik jangka pendek dan jangka panjang), menentukan pihak yang bertanggung jawab (dalam hal ini menentukan tim khusus), dan menentukan pembiayaan TIK meliputi pengelolaan dan sumber pembiayaan. Sumber-sumber ini diperlukan untuk keberlangsungan TIK, diantaranya untuk pengadaan fasilitas insentif penyelenggara dan pengelola, pemeliharaan (maintenance), menyelenggarakan event-event publishing produk TIK sebagai sosialisasi hasil kepada pihak luar baik sekolah lain, pemakai, maupun masyarakat luas.









2.TUJUAN MEMPELAJARI TIK

tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
1. Menyadarkan kita akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari teknologi ini sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
2. Memotivasi kemampuan kita agar bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan TIK, sehingga bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari hari secara mandiri dan lebih percaya diri.
3. Mengembangkan kompetensi kita dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari hari.
4. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis TIK, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong kita lebih terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
5. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggung jawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah sehari hari.
tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
1. Menyadarkan kita akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari teknologi ini sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
2. Memotivasi kemampuan kita agar bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan TIK, sehingga bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari hari secara mandiri dan lebih percaya diri.
3. Mengembangkan kompetensi kita dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari hari.
4. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis TIK, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong kita lebih terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
5. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggung jawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah sehatujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
1. Menyadarkan kita akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari teknologi ini sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
2. Memotivasi kemampuan kita agar bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan TIK, sehingga bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari hari secara mandiri dan lebih percaya diri.
3. Mengembangkan kompetensi kita dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari hari.
4. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis TIK, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong kita lebih terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
5. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggung jawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah sehari hari


3. KompOnen Strategi Perencanaan TIK
Perencanaan TIK membutuhkan komponen-komponen strategi yang meliputi pengajar, waktu, prinsip-prinsip perencanaan, manajemen, proyek, integrasi dengan kurikulum, pembelajaran yang profesional, aspek pembiayaan dan evaluasi
1. Prinsip-prinsip perencanaan
Hal ini sebagai dasar dalam merumuskan tujuan yang ideal sesuai dengan kaidah teoritik dan konseptual ilmu perencanaan (Planning Study). Prinsip-prinsip perencanaan adalah :
a. Perencanaan hendaknya mempunyai dasar nilai yang jelas dan mantap. Nilai yang menjadi dasar bisa berupa nilai budaya, nilai moral, nilai religius, maupun gabungan dari ketiganya. Acuan nilai yang jelas dan mantap akan memberikan motivasi yang kuat untuk menghasilkan rencana yang sebaik baiknya
b. Perencanaan hendaknya berangkat dari tujuan umum. Tujuan umum itu dirinci menjadi khusus, kemudian bila masih bisa dirinci menjadi tujuan khusus, itu dirinci menjadi lebih rinci lagi. Adanya rumusan tujuan umum dan tujuan tujuan khusus yang terinci akan menyebabkan berbagai unsur dalam perencanaan memiliki relevansi yang tinggi dengan tujuan yang akan dicapai.
c. Perencanaan hendaknya realistis. Perencanaan hendaknya disesuaikan dengan Sumber daya dan dana yang tersedia. Dalam hal sumber daya, hendaknya dipertimbangkan kuantitas maupun kualitas manusia dan perangkat penunjangnya. Perencanaan sebaiknya tidak mengacu pada sumber daya dan yang diperkirakan akan dapat disediakan, melainkan pada sumber daya dan dana yang nyata nyata ada.
d. Perencanaan hendaknya mempertimbangkan kondisi sosio budaya masyarakat, baik yang mendukung maupun menghambat pelaksanaan rencana nanti. Kondisi sosio budaya tersebut misalnya sistem nilai, adat istiadat, keyakinan, serta cita cita. Terhadap kondisi sosio budaya ymg mendukung pelaksanaan rencana, hendaknya telah direncanakan cara memanfaatkan secara maksimal faktor pendukung itu. Sedangkan terhadap kondisi sosio budaya yang menghambat, hendaknyta telah direncanakan cara untuk mengantisipasinya dan menekannya menjadi sekecil-kecilnya.
e. Perencanaan hendaknya fleksibel. Meskipun berbagai hal yang terkait dengan pelaksanaan rencana telah dipertimbangkan sebaik-baiknya, masih mungkin terjadi hal-hal di luar perhitungan perencana ketika rancana itu dilaksanakan. Oleh karena itu, dalam membuat perencanaan, hendaknya disediakan ruang gerak bagi kemungkinan penyimpangan dari rencana sebagai antisipasi terhadap hal-hal yang terjadi di luar perhitungan perencana.
  1. Manajemen
Manajemen menurut George R, Terry merupakan proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pengarahan (Directing)dan pengendalian (Controling), yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
Perencanaan merupakan fungsi pertama yang fundamental dalam proses manajemen. Lancarnya fungsi-fungsi lainnya banyak bergantung pada perencanaan. Perencanaan bukan saja diperlukan untuk memulai pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya, seperti penggorganisasian, pengarahan, pengendalian dan lain-lain, tetapi juga diperlukan bagi setiap fungsi tersebut.
Di bawah ini akan dijelaskan arti definisi atau pengertian masing-masing fungsi manajemen POLC :
  1. Fungsi Perencanaan (Planning)
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.
  1. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
  1. Fungsi Pengarahan (Directing)
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
  1. Fungsi Pengendalian (Controling)
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.
  1. Proyek
Proyek adalah serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang dinyatakan dengan jelas dalam periode waktu dan anggaran yang telah ditentukan. Jadi proyek adalah kegiatan sementara yang membutuhkan sumber daya, mengeluarkan biaya dan menghasilkan sesuatu dalam jangka waktu tertentu, untuk mencapai tujuan yang spesifik. Proyek bisa mempunyai bentuk, ukuran, jangka waktu, dan kompleksitas yang bervariasi.
Proyek TIK biasanya dilakukan untuk mengatasi kesenjangan sistem yang berakibat pada proses pendidikan yang tidak efektif dan tidak efisien. Proyek TIK memerlukan proses dan metodologi yang didukung oleh TIK. Proyek juga dapat menentukan bagaimana mencapai hasil/keluaran proyek dan menentukan kebutuhan, seperti orang, sumber daya (peralatan)
  1. Waktu
Waktu adalah durasi dan waktu perkiraan penyelesaian pekerjaan. Pengaturan waktu digunakan untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu diselesaikan agar sebuah pekerjaan dapat dinyatakan selesai sepenuhnya.
Strategi pencapaian untuk mencapai harapan tercapainya TIK di sekolah dan profil sumber daya yang menguasai TIK meliputi waktu yang dibutuhkan berupa target pencapaian baik jangka pendek (Jangka waktu 1 tahun atau kurang) dan jangka panjang (Jangka waktu 5 tahun atau lebih).
  1. Pengajar
Seorang pengajar bertanggung jawab terhadap pelajaran-pelajaran yang berbeda dengan mengkonsentrasikan pada pengembangan keterampilan-keterampilan TIK dan transmisi pengetahuan.
Pengajar perlu mengembangkan melek TIK mereka, mempelajari bagaimana menerapkan TIK kepada sekumpulan tugas personal dan profesional. Penekanannya adalah pada pelatihan dalam serangkaian alat-alat dan aplikasi-aplikasi, dan meningkatkan kesadaran mereka tentang peluang-peluang menerapkan TIK kepada pengajaran mereka dimasa datang.
  1. Integrasi dengan Kurikulum
Integrasi adalah koordinasi rencana untuk menyusun dokumen yang konsisten dan koheren. Dalam hal ini TIK terkait dengan kurikulum terutama sebagai dasar dalam perumusan tujuan pemenuhan bahan pembelajaran, strategi pembelajaran dan evaluasi. TIK pada dasarnya sebagai alat untuk membantu (support) pencapaian target kurikulum. Dalam hal ini TIK berfungsi sebagai tambahan (suplement), pelengkap (complement), pengayaan (enrichment), dan pengganti (substitution) sistem pembelajaran tradisional sebagaimana digariskan dalam kurikulum
  1. Pembelajaran yang professional
TIK menuntut pola pembelajaran modern, pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sehingga pembelajaran ini lebih mengaktifkan peserta didik, dan terpusat pada kebutuhan, minat (Learning by interest), bakat dan kemampuan peserta didik dan menggunakan berbagai learning resources, sehingga pembelajaran akan sangat bermakna (meaningful). Aspek-aspek tersebut merupakan pola dasar pembelajaran untuk diaplikasikan dalam pembelajaran berbasis TIK.
  1. Aspek Pembiayaan
Hal ini menjadi fokus perencanaan yang mempertimbangkan : perolehan sumber pendanaan, pola pengelolaan dana yang diperoleh, responsibility, accountability, dan sustainability dana untuk kesinambungan dan keberlanjutan program TIK. Hal ini mengingat aplikasi TIK sarat dengan kebutuhan dana untuk pengadaan fasilitas, pengelolaan program, dan pemeliharaan fasilitas.
Dalam perencanaan aspek pendanaan diperlukan kejelasan sumber (clarity of budget resources) sehingga tidak menjadi permasalahan pada saat realisasi program.
  1. Evaluasi
Evaluasi mencakup penilaian terhadap keseluruhan terhadap sistem sekolah. Pengembangan terhadap satu aspek seharusnya juga menciptakan pengembangan terhadap aspek lainnya.
Evaluasi seharusnya memberikan kemungkinan bagi sebuah sistem untuk menentukan apakah hasil-hasilnya telah terpenuhi, dan kemudian meninjau dan merevisi berdasarkan hal itu. Alokasi-alokasi anggaran, kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur TIK seharusnya bersesuaian dengan visi, filsafat-filsafat pengajaran dan pilihan-pilihan kurikulum.

Peran Teknologi Komunikasi dan Informasi Dalam Pendidikan

  Peran Teknologi Komunikasi dan Informasi
dalam Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh Secara Online di Indonesia
Pendahuluan
Pendidikan jarak jauh adalah sekumpulan metoda pengajaran dimana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peserta ajar bertempat tinggal jauh dari lokasi institusi pendidikan. Pemisah dapat pula jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat dari lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di institusi tersebut. Keterpisahan kegiatan pengajaran dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari pendidikan jarak jauh.
Sistem pendidikan jarak jauh merupakan suatu alternatif pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan. Sistem ini dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat keterbatasan tenaga pengajar yang berkualitas. Pada sistem pendidikan pelatihan ini tenaga pengajar dan peserta didik tidak harus berada dalam lingkungan geografi yang sama.
Tujuan dari pembangunan sistem ini antara lain menerapkan aplikasi-aplikasi pendidikan jarak jauh berbasis web pada situs-situs pendidikan jarak jauh yang dikembangkan di lingkungan di Indonesia yakni bekerja dengan sama mitra-mitra lainnya.
Secara sederaha dipahami sistem ini terdiri dari kumpulan aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan pendidikan jarak jauh hingga penyampaian materi pendidikan jarak jauh tersebut dapat dilakukan dengan baik.
Sarana penunjang dari pendidikan jarak jauh ini adalah teknologi informasi. Kemunculan teknologi informasi dan komunikasi pada pendidikan jarak jauh ini sangat membantu sekali. Seperti dapat dilihat, dengan munculnya berbagai pendidikan secara online, baik pendidikan formal atau non-formal, dengan menggunakan fasilitas Internet.Pendekatan sistem pengajaran yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengajaran secara langsung (real time) ataupun dengan cara menggunakan sistem sebagai tempat pemusatan pengetahuan (knowledge).
.Hal ini memungkinkan terbentuknya kesempatan bagi siapa saja untuk mengikuti berbagai jenjang pendidikan. Seorang lulusan sarjana dapat melanjutkan ke pendidikan magister secara online ke salah satu Perguruan tinggi yang diminatinya.

Sistem Pendidikan Jarak Jauh
Meskipun teknologi merupakan bagian integral dari pendidikan jarak jauh, namun program pendidikan harus fokus pada kebutuhan instruksional mahasiswa, dari pada teknologinya sendiri. Perlu juga untuk dipertimbangkan; umur, kultur, latar belakang sosioekonomi, interes, pengalaman, level pendidikan, dan terbiasa dengan metoda pendidikan jarak jauh. Faktor yang penting untuk keberhasilan sistem pendidikan jarak jauh adalah perhatian, percaya diri dosen, pengalaman, mudah menggunakan perlatan, kreatif menggunakan alat, dan menjalin interkasi dengan mahasiswa.
Pada pembangunan sistem perlu diperhatikan tentang disain dan pengembangan sistem, interactivity, active learning, visual imagery, dan komunikasi yang efektif. Disain dan pengembangan sistem.
proses pengembangan instruksional untuk pendidikan jarak jauh, terdiri dari tahap perancangan, pengembangan, evaluasi, dan revisi. Dalam mendesain instruksi pendidikan jarak jauh yang efektif, harus diperhatikan, tidak saja tujuan, kebutuhan, dan karakteristik dosen dan mahasiswa, tetapi juga kebutuhan isi dan hambatan teknis yang mungkin terjadi. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dari instruktur, spesialis pembuat isi, dan mahasiswa selama dalam proses berjalan.
Interactivity. Keberhasilan sistem pendidikan jarak jauh antara lain ditentukan oleh adanya interaksi antara dosen dan mahasiswa, antara mahasiswa dan lingkungan pendidikan, dan antara mahasiswa.
Active learning. Partisipasi aktif peserta pendidikan jarak jauh mempengaruhi cara bagaimana mereka berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.
Visual imagery. Pembelajaran lewat televisi dapat memotivasi dan merangsang keinginan dalam proses pembelajaran. Namun jangan sampai terjadi distorsi karena adanya hiburan. Harus ada penseleksian antara informasi yang tidak berguna dengan yang berkualitas, menentukan mana yang layak dan tidak, mengidentifikasi penyimpangan, membedakan fakta dari yang bukan fakta, dan mengerti bagaimana teknologi dapat memberikan informasi berkualitas.
Komunikasi yang efektif. Desain instruksional dimulai dengan mengerti harapan pemakai, dan mengenal mereka sebagai individual yang mempunyai pandangan berbeda dengan perancang sistem. Dengan memahami keingingan pemakai maka dapat dibangun suatu komunikasi yang efektif.


Audio Conferencing
Group Conferencing


Pendidikan Jarak Jauh Secara Online
Perkembangan teknologi selalu mempunyai peran yang sangat tinggi dan ikut memberikan arah perkembangan dunia pendidikan. Dalam sejarah perkembangan pendidikan, teknologi informasi adalah bagian dari media yang digunakan untuk menyampaikan pesan ilmu pada orang banyak, mulai dari teknologi percetakan beberapa abad yang lalu, seperti buku yang dicetak, hingga media telekomunikasi seperti, suara yang direkam pada kaset, video, televisi, dan CD. Perkembangan teknologi informasi saat ini, Internet, mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Layanan online dalam pendidikan baik bergelar maupun tidak bergelar pada dasarnya adalah memberikan pelayanan pendidikan bagi pengguna (mahasiswa) dengan menggunakan internet sebagai media. Layanan online ini dapat terdiri dari berbagai tahapan dari proses program pendidikan seperti: pendaftaran, test masuk, pembayaran, perkuliahan, penugasan kasus, pembahasan kasus, ujian, penilaian, diskusi, pengumuman, dll. Pendidikan jarak jauh dapat memanfaatkan teknologi internet secara maksimal, dapat memberikan efektifitas dalam hal waktu, tempat dan bahkan meningkatkan kualitas pendidikan.
Faktor utama dalam Pendidikan jarak jauh secara online yang dikenal sebagai distance learning yang selama ini dianggap masalah adalah tidak adanya interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Namun demikian, dengan media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa baik dalam bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting. Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan buletin board. Dengan cara diatas interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa. Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh dosen dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian administratif juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi di dukung dengan metode pembayaran online.
Pendidikan jarak jauh secara online mengatasi keterbatasan yang ada pada jenis-jenis pendidikan jarak jauh yang lain (yang sebenarnya juga sudah sarat teknologi), yaitu pendidikan jarak jauh dengan satelit serta teknologi televisi. Pada kedua teknologi di atas, mahasiswa masih harus berjalan ke fasilitas-fasilitas pendidikannya; sedangkan peralatannya bersifat khusus dan mahal. Kini dengan pendidikan online lewat internet, mahasiswa dapat belajar sendiri dari rumah dengan peralatan komputer sendiri.

Dari Sudut Pandang Dosen
Dari sudut pandang dosen, solusi pendidikan online ini harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
Mudah digunakan
Memungkinkan pembuatan bahan kuliah online dan kelas online dengan cepat dan mudah
Hanya memerlukan pelatihan minimal
Memungkinkan pengajaran dengan cara mereka sendiri
Memungkinkan mereka mengendalikan lingkungan pengajaran

Dari Sudut Pandang Mahasiswa
Dari sudut mahasiswa yang dicari adalah
Fleksibilitas dalam mengambil mata kuliah
Bahan kuliah yang lebih kaya dibandingkan yang didapat di kelas
Berjalan di komputer yang sudah mereka miliki
Menyertakan kolaborasi antarmahasiswa seperti cara tradisional
Mencakup konsultasi dengan dosen, diskusi kelas, teman belajar, dan proyek-proyek bersama.

Pendidikan Jarak Jauh Berbasis Web Secara Online
Bila kembali ke konsep dasar pada suatu sistem pendidikan tradisional yang dilakukan saat ini, para mahasiswa dan dosen bertemu pada suatu tempat dan waktu tertentu. Sistem pendidikan tradisional ini kelak akan bergeser kepada pendidikan jarak jauh dengan dilandasi bahwa agak sulit untuk mengumpulkan peserta kursus, training atau pendidikan pada satu waktu dan tempat tertentu sedangkan peserta tersebar di wilayah yang berbeda-beda dan pada dasarnya materi-materi yang seharusnya disampaikan di kelas, dapat diberikan tanpa kehadiran para mahasiswa dan dosen secara langsung di kelas.

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini, khususnya perkembangan teknologi internet turut mendorong berkembangnya konsep pembelajaran jarak jauh ini. Ciri teknologi internet yang selalu dapat diakses kapan saja, dimana saja, multiuser serta menawarkan segala kemudahannya telah menjadikan internet suatu media yang sangat tepat bagi perkembangan pendidikan jarak jauh selanjutnya.

Penggunaan teknologi informasi dalam menunjang suatu sistem pendidikan jarak jauh harus diperhatikan dari bentuk pendidikan yang diberikan. Suatu kursus bahasa Inggris salah satunya, pada akhir perkuliahan mahasiswa dituntut untuk mempunyai reading dan listening skill yang baik, untuk itu medianya dapat berupa sound, gambar dan bentuk multimedia lainnya yang dapat di kirimkan melalui internet.

Bila dibatasi pada web based distance learning maka pengguna, dalam hal ini dosen dan mahasiswa memerlukan fasilitas internet untuk tetap menjaga konektivitas dengan pendidikan jarak jauh tersebut. Kemampuan mahasiswa untuk tetap menjaga konektivitas menentukan bagi kesinambungan suatu sistem pendidikan jarak jauh. Apabila kita umpamakan suatu pendidikan jarak jauh berbasis web sebagai suatu community maka di dalamnya harus dapat memfasilitasi bertemunya atau berinteraksinya mahasiswa dan dosen. Agak sulit memang untuk memindahkan apa yang biasa dilakukan oleh dosen di depan kelas kepada suatu bentuk web yang harus melibatkan interaksi berbagai komponen di dalamnya. Adanya sistem ini membuat mentalitas dosen dan mahasiswa harus berubah, perbedaan karakteristik dosen dalam mengajar tidak tampak dalam metode ini. Seperti layaknya sebuah perguruan tinggi, metode ini juga harus mampu memberikan informasi perkuliahan kepada mahasiswa. Informasi itu harus selalu dapat diakses oleh siswa dan dosen serta selalu diperbaharui setiap waktu. Informasi yang sering dibutuhkan itu berupa silabus kuliah, jadwal kuliah, pengumuman, siapa saja peserta kuliah, materi kuliah dan penilaian atas prestasi siswa.

Suatu pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut :
1. Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance learning harus mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, dimana mahasiswa dapat menambah kemampuan, membaca materi kuliah, mencari informasi dan sebagainya.
2. Interaksi dalam grup; Para mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang diberikan dosen. Dosen dapat hadir dalam group ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya.
3. Sistem administrasi mahasiswa; dimana para mahasiswa dapat melihat informasi mengenai status mahasiswa, prestasi mahasiswa dan sebagainya
4. Pendalaman materi dan ujian; Biasanya dosen sering mengadakan quiz singkat dan tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan test pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh web based distance learning
5. Perpustakaan digital; Pada bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas pada buku tapi juga pada kepustakaan digital seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk database.
6. Materi online diluar materi kuliah; Untuk menunjang perkuliahan, diperlukan juga bahan bacaan dari web lainnya. Karenanya pada bagian ini, dosen dan siswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan lainnya untuk di publikasikan kepada mahasiswa lainnya melalui web.

Mewujudkan ide dan keinginan di atas dalam suatu bentuk realitas bukanlah suatu pekerjaan yang mudah tapi bila kita lihat ke negara lain yang telah lama mengembangkan web based distance learning, sudah banyak sekali institusi atau lembaga yang memanfaatkan metode ini. Bukan hanya skill yang dimiliki oleh para engineer yang diperlukan tapi juga berbagai kebijaksanaan dalam bidang pendidikan sangat mempengaruhi perkembangannya. Jika dilihat dari kesiapan sarana pendukung misalnya hardware maka agaknya hal ini tidak perlu diragukan lagi. Hanya satu yang selalu menjadi perhatian utama pengguna internet di Indonesia yaitu masalah bandwidth, tentunya dengan bandwidth yang terbatas ini mengurangi kenyamanan khususnya pada non text based material.


Pendidikan Secara Online di luar negeri
Di luar negeri, khususnya di negara maju, pendidikan jarak jauh telah merupakan alternatif pendidikan yang cukup digemari. Metoda pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tangga dan orang lanjut usia (pensiunan). Beberapa tahun yang lalu pertukaran materi dilakukan dengan surat menyurat, atau dilengkapi dengan materi audio dan video. Saat ini hampir seluruh program distance learning di Amerika, Australia dan Eropa dapat juga diakses melalui internet. Studi yang dilakukan oleh Amerika, sangat mendukung dikembangkannya e-learning, menyatakan bahwa computer based learning sangat efektif, memungkinkan 30% pendidikan lebih baik, 40% waktu lebih singkat, dan 30% biaya lebih murah. Bank Dunia (World bank) pada tahun 1997 telah mengumumkan program Global Distance Learning Network (GDLN) yang memiliki mitra disebanyak 80 negara di seluruh dunia (sampai dengan Juni 2000, pusat yang beroperasi baru 15 negara, dan 5 diantaranya di Asia tetapi belum di Indonesia). Melalui GDLN ini maka World Bank dapat memberikan e-learning kepada mahasiswa 5 kali lebih banyak (dari 30 menjadi 150 mahasiswa) dengan biaya 31% lebih murah

Hampir separuh dari sekitar 3.900 lembaga pendidikan tinggi di Amerika Serikat menyelenggarakan sejenis pendidikan jarakjauh (distance education / distance learning ). Pendidikan jarak jauh bukanlah hal baru. Pada awalnya dimulai dengan kursus tertulis dan dalam bentuk pendidikan tinggi formal berbentuk Universitas Terbuka (Open University). Pada awal terselenggaranya, pendidikan jarak jauh oleh masyarakat dianggap sebagai jenis pendidikan alternatif atau pendidikan kelas dua. Kalah bergengsi dengan pendidikan konvensional yangmengharuskan kehadiran mahasiswa.

Selama tiga tahun terakhir ini lebih dari 80% pendidikan jarak jauh diselenggarakan secara online melalui Internet. Besarnya investasi serta kepiawaian teknologi dalam meramu pendidikan ini, serta apresiasi masyarakat yang tinggi terhadap teknologi, membuat pendidikan jarak jauh secara online tidak kalah atau bahkan lebih bergengsi dibandingkan pendidikan konvensional. Kini bahkan untuk pendidikan konvensional pun universitas-universitas menyelenggarakan pendidikan online.

Prospek Pendidikan Secara Online di Indonesia
Karena pembatasan struktur budaya dan regulasi yang ada di Indonesia, maka pendidikan jarak jauh masih belum berkembang dengan pesat, namun tidak mustahil bahwa Indonesia harus mengikuti kecenderungan yang terjadi secara global ini.
Di Indonesia, prospek pendidikan jarak jauh dengan sarana internet juga telah menjadi perhatian dari beberapa kalangan, baik dari dunia pendidikan maupun dunia teknologi informasi.
Saat ini di Indonesia terdapat sekitar 75 universitas negeri dan 1200 universitas dan perguruan tinggi swasta di Indonesia, dengan total kurang lebih bisa mencapai 5 juta mahasiswa yang merupakan potensi pengguna internet.
Sedangkan di Universitas Brawijaya sendiri program distance learning tersebut sudah terlaksana sejak Maret 2002 yang merupakan sebuah proyek kerjasama antara Universitas Brawijaya dengan SOI - ASIA ( School Of Internet ) salah satu kerja proyek WIDE (Sebuah Organisasi Distance Learning Internasional ) ,
Dimulai pada tahun 1997 dengan mendirikan campus environment pada infrastruktur Internet yang memungkinkan mahasiswa belajar tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat. Sampai sekarang, sekitar 700 mahasiswa terdaftar pada WIDE University termasuk dari universitas brawijaya, yang mana lebih dari setengahnya adalah orang dewasa yang berminat meneruskan pendidikan mereka melalui Internet. Pada WIDE University, lebih dari 800 jam kuliah tersedia melalui video archives, yang memungkinkan mahasiswa untuk belajar sendiri dengan bebas. Proyek SOI-Asia yang ditujukan untuk disumbangkan kepada pengembangan pendidikan tinggi di negara-negara Asia, didukung oleh Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) dan CSL of Ministry of Public Management, Home Affairs, Posts and Telecommunications di Jepang dan JSAT corporation, bekerjasama dengan Asia SEED Institute, WIDE Project dan AI3 (Asian Initiatives of Internet Infrastructure) Project. SOI - ASIA di ikuti oleh beberapa Universitas terpilih di Asia Tenggara diantaranya : Chulalongkorn University (Thailand), Asian Institute of Technology (Thailand), National University of Laos (Laos), University of Computer Studies (Yangon), Brawijaya University (Indonesia), Sam Ratulangi University (Indonesia), Hasanuddin University (Indonesia), Institut Teknologi Bandung (Indonesia), Asian Youth Fellowship (Malaysia), Institute Of Information Technology (Vietnam)









PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN


1. Peter F Drucker
Kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) .
2. Thomas W ZimmererKewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari.
3. Andrew J Dubrin
Seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif (Entrepreneurship is a person who founds and operates an innovative business).

4. Robbin & Coulter
Kewirausahaan adalah proses dimana seorang individu atau kelompok individu menggunakan upaya terorganisir dan sarana untuk mencari peluang untuk menciptakan nilai dan tumbuh dengan memenuhi keinginan dan kebutuhan melalui inovasi dan keunikan, tidak peduli apa sumber daya yang saat ini dikendalikan
5. (Soeharto Prawiro, 1997).
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth).
6. (Acmad Sanusi, 1994)
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis.
7. Jean Baptista Say (1816)
Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.
8. Frank Knight (1921)
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
9. Joseph Schumpeter (1934)
Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk:
(1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,
(2) memperkenalkan metoda produksi baru,
(3) membuka pasar yang baru (new market),
(4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau
(5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
10. Penrose (1963)
Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
11. Harvey Leibenstein (1968, 1979)
Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
12. Israel Kirzner (1979)
Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar. Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio: Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.

13. Raymond, (1995)
Wirausaha adalah orang yang kreatif dan inovatif serta mampu mewujudkanya untuk meningkatkan kesejahteraan diri masyarakat dan lingkungan.

14. Kasmir (2006)
Wirausaha adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.

demikianlah tulisan yang saya buat mengenai pengertian dan definisi-definisinya menurut para ahli, mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat. terutama bagi saya, karena tulisan ini merupakan tugas softskill dari matakuliah KewirausaThomas W Zimmerer
Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari.
Andrew J Dubrin
Seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif (Entrepreneurship is a person who founds and operates an innovative business).
Robbin & Coulter
Kewirausahaan adalah proses dimana seorang individu atau kelompok individu menggunakan upaya terorganisir dan sarana untuk mencari peluang untuk menciptakan nilai dan tumbuh dengan memenuhi keinginan dan kebutuhan melalui inovasi dan keunikan, tidak peduli apa sumber daya yang saat ini dikendalikan.
Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35)
wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya. Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.
(Acmad Sanusi, 1994).
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis
(Drucker, 1959).
Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different)
(Zimmerer. 1996).
Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
(Soeharto Prawiro, 1997).
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth)
Diposkan oleh Hitam Putih hidup ku di 11:08





HAKEKAT BELAJAR MENGAJAR


Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapianya. Keaktifan anak didik disini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidk tercapai. Ini sama halnya anak didik tidak belajar, karena anak didik tidak merasakan perubahan didalam dirinya. Padahal belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi didalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktifitas belajar. Walaupun pada kenyataanya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Misalnya, perubahan fisik, mabuk, gila dan sebagainya.
Peranan guru sebagai pembimbing bertolak dari cukup banyaknya anak didik yang bermasalah. Dalam belajar ada anak didik yang cepat, sedang dan lamban mencerna bahan yang diberikan oleh guru. Ketiga tipe belajar anak didik ini menghendaki agar guru mengatur strategi pengajarannya yang sesuai dengan gaya-gaya belajar anak didik.
Akhirnya, bila hakikat belajar adalah “perubahan”, maka hakikat belajar mengajar proses “pengaturan” yang dilakukan oleh guru.

Ciri-ciri Belajar Mengajar
Menurut Edi Suardi ciri-ciri belajar mengajar adalah sebagai berikut:
1.        Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam perkembangan tertentu.
2.        Ada suatu prosedur (jalanya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3.        Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus.
4.        Ditandai dengan aktifitas anak didik.
5.        Dalam kegiatan belajar mengajar guru berperan sebagai pembimbing.
6.        Membutuhkan disiplin.
7.        Ada batas waktu.
8.        Evaluasi.

Komponen-komponen Belajar Mengajar
1.        Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaansuatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan kea rah mana kegiatan itu akan dibawa.
2.     Bahan Pelajaran
        Bahan Pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikannya pada anak didik. Ada dua persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran ini, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap.
        Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya. Sedangkan bahan pelajaran pelengkap adalah

3.     Kegiatan Belajar Mengajar
        Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pe didikan. Segala sesuatu yang diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.
        Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu anak didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator.
4.        Metode
        Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Oleh karena itu, pemilihan dan penggunaan metode yang bervariasi tidak selamanyamenguntungkan bila guru mengabaikan factor-faktor yang mempengaruhi penggunaannya. Prof. Dr. Winarno Surakhman, M.Sc.Ed., mengemukakan lima macam faktor yang mempengaruhi penggunaan metode belajar sebagi berikut:
1.        Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya
2.        Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya
3.        Situasi yang berbagai-bagai keadaannya
4.        Fasilitas yang berbagai-bagai kualitas dan kuantitasnya
5.        Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.

5.     Alat
        Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi yaitu alat sebgai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan dan alat sebagai tujuan (Dr. Ahmad D. Marimba,1989:51).
        Sebagai alat bantu dalam pendidikan dan pengajaran, alat material mempunyai sifat sebagai berikut:
a.         Kemampuan untuk meningkatkan persepsi
b.        Kemampuan untuk meningkatkan pengertian
c.         Kemampuan untuk meningkatkan transfer belajar
d.        Kemampuan untuk meningkatkan penguatan (reinforcement) atau pengetahuan hasil yang dicapai
e.         Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan)

6.     Sumber Pelajaran
        Sumber-sumber dan belajar adalah sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang (Drs. Udin Sarripudin Winataputra, M.A. dan Drs. Rustana Ardiwinata, 1991:165). Dengan demikian, sumber belajar itu merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar. Sebab pada hakikatnya belajar adalah untuk mendapatkan hal-hal baru (perubahan).
        Ny. Dr.Roestiyah, N.K. (1989:53) mengatakan bahwa sumber-sumber belajar itu adalah:
a.         Manusia
b.        Buku/perpustakaan
c.         Mass media
d.        Dalam lingkungan
e.         Alat pengajaran (buku pelajaran, peta, gambar, kaset, tape, papan tulis, kapur,, spidol dan lain-lain).
f.         Museum
7.     Evaluasi
        Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu evaluation. Dalam buku Essentials of Educational Evaluation karangan Edwin Wand dan Gerald W. Brown dikatakan bahwa Evaluation refers to the act or process to determining the value of something. Jadi, menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Sesuai dengan pendapat diatas, maka menurut Wayan Nurkancana dan P.P.N Sumartana, (1983:1) evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentuksn nilsi sebagai sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala yang sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
        Tujuan evaluasi dapat dilihat dari dua segi, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. L. Pasaribu dan Simanjuntak menegasakan bahwa:
a.        Tujuan umum dari evaluasi adalah:
1.        Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
2.        Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yang didapat.
3.        Menilai metode mengajar yang dipergunakan.

b.        Tujuan khusus dari evaluasi adalah:
1.        Merangsang kegiatan siswa.
2.        Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan.
3.        Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan.
4.        Memperoleh bahan laporan tetntang perkembangan siswa yang diperlukan orangtua dan lwmbaga pendidikan.
5.        Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode mengajar. (Abu Ahmadi dan Widodo Supriono,1991:189).

        Ketika evaluasi dapat memberikan manfaat bagi guru dan siswa, maka evaluasi mempunyai fungsi sebagai berikut:
a.         Untuk memberikan umpan balik (fedd back) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar, serta mengadakan perbaikan program bagi murid.
b.        Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan/hasil belajar bagi setiap murid. Antara lain digunakan dalam rangka pemberian laporan kemampuan belajar murid kepada orang tua penentuan kenaikkan kelas serta penentuan lulus tidaknya seorang murid.
c.         Untuk menentukan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuannya (dan karakteristik lainnya) yang dimiliki oleh murid.
d.        Untuk mengenal latar belakang (psikologis, fisik dan lingkungan) murid yang mengalami kesulitan-kesulitan dalam belajar, nantinya dapat dipergunakan sebagai dasar dalam pemecahan kesulitan-kesulitan belajar yang timbul. (Abu Ahmadi dan Widodo Surpriono, 1991:189).

A.       Strategi Ekspositori
        Dalam system ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik, dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja tertib dan teratur. Secara garis besar prosedur ini adalah:
1.        Preparasi
        Guru mempersiapkan (preparasi) bahan selangkapnya secara sistematis dan rapi.
2.        Apersepsi
        Guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian anak didik kepada materi yang diajarkan.
3.     Presentasi
        Guru menyajikan bahan dengan cara memberikan ceramah atau menyuruh anak didik membaca bahan yang telah disiapkan dari buku teks tertentu atau ditulis guru sendiri.
4.     Resitasi
        Guru bertanya dan anak didik menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari atau anak didik disuruh menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri (resitasi) tentang pokok-pokok masalah yang telah dipelajari secara lisan maupun tulisan.


C.    Strategi Inquiry
a.     Konsep Dasar SPI
        Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya dari suatu masalah yang ditanyakan.
        Ada beberapa hal yang menjadi utama strategi pembelajaran inquiry:
1.        Menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inquiry menempatkan siswa sebagai objek belajar.
2.        Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
3.        Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
4.        Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa rata-rata memilki kemauan dan kemampuan berpikir, atrategi ini akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir.
5.        Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.
6.        Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.
b.     Prinsip-prinsip Penggunaan SPI
        SPI merupakan strategi yang menekankan kepada pembangunan intelektual anak. Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu maturation, physical experience, social experience, dan equilibration.
1.        Berorientasi pada Pengembanagan Intelektual
Tujuan utama dari strategi ini adalah pengembanagan kemampuan berpikir.
2.     Prinsip Interaksi
        Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan.
3.     Prinsip Bertanya
        Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan SPI adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.
4.     Prinsip Belajar untuk Berpikir
        Belajar bukan, hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think).
5.     Prinsip Keterbukaan
        Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh karena itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.
c.      Langkah Pelaksanaan  SPI
        Secra umum proses pembelajaran dengan menggunakan SPI dapat mengikuti langkah-langkah sebagaia berikut:
1.        Orientasi
2.        Merumuskan masalah
3.        Mengajukan hipotesis
4.        Mengumpulkan data
5.        Menguji hipotesis
6.        Merumuskan kesimpulan

d.     Strategi Pembelajaran Inkuiry Sosial
        Pada awalnya strategi pembelajaran inquiry banyak diterapkan dalam ilmu-ilmu alam (natural science).
        Menurut Bruce Joyce, inquiry sosial merupakan strategi pembelajaran dari kelompok sosial (social family) subkelompok konsep masyarakat (concept of society).

e.      Kesulitan-kesulitan Implementasi SPI
        Pertama, SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses berpikir yang bersandarkan kepada dua sayap yang sama pentingnya, yaitu proses belajar dan hasil belajar. Selama ini guru yang sudah terbiasa dengan pola pembelajaran sebagai proses menyampaikan informasi yang lebih menekankan kepada hasil belajar, banyak yang merasa keberatan untuk mengubah pola mengajarnya.
        K edua, sejak lama tertanam dalam budaya belajar siswa bahwa belajar pada dasarnya adalah menerima materi pelajaran dari guru dengan demikian, bagi mereka guru adalah sumber belajar yang utama. Karena budaya belajar semacam ini sudah terbentuk dan menjadi kebiasaan, maka akan sulit mengubah pola mengajarnya mereka dengan menjadikan belajar sebagai proses berpikir.
        Ketiga, berhubungan dengan system pendidikan kita yang dianggap tidak konsisten. Misalnya, system pendidikan menganjurkan bahwa proses pembelajaran sebaiknya menggunakan pola pembelajran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir melalui pendekatan Student Active Learning atau yang sering kita kenal dengan CBSA, atau melalui anjuran penggunaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), namun dilain pihak sIstem evaluasi yang masih digunakan misalnya system Ujian Akhir Nasional (UAN) berorientasi pada pengembangan aspek kognitif.

f.      Keunggulan dan Kelemahan SPI
Keunggulan
        SPI merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan karena, strategi ini memiliki beberapa keunggulan yakni:
1.        SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang sehingga, pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
2.        SPI dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3.        SPI merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4.        Keuntungan lain adalah strategi ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Kelemahan
        Disamping memilki keunggulan, SPI juga mempunyai kelemahan yakni sebagai berikut:
1.        Jika SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2.        Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran Karen, terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3.        Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga, sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukam.
4.        Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran maka, SPI akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

D.    Contextual Teaching Learning
        Contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (lihat US Department of Education Office of Vocational and Adult Education and the National School to Work Office dalam http:/www.contextual.org/19/10/2001).
        Untuk memahami secara lebih mendalam konsep pembelajaran kontexstual, SOR (Center Fol Occupational Research) di Amerika menjabarkannya menjadi lima konsep bawahan yang disingkat REACT, yaitu Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, dan Transfering.
b  Relating adalah bentuk belajar dalam konteks kehidupan nyata atau pengalaman nyata.
b  Experiencing adalah belajar dalam konteks ekplorasi, penemuan, dan penciptaan.
b  Applying adalah belajar dalam bentuk penerapan hasil belajar ke dalam penggunaan dan kebutuhan praktis.
b  Cooperating adalah belajar dalam bentuk berbagi informasi dan pengalaman, saling merespon, dan saling berkomunikasi.
b  Transfering adalah kegiatan belajar dalam bentuk memanfaatkan  pengetahuan dan pengalaman berdasarkan konteks baru untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang baru.

Karakteristik pembelajaran kontekstual
1.        Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik
2.        Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning).
3.        Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (learning by doing).
4.        Pemebelajran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mngoreksi antar teman (learning in a group).
5.        Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerja sama, dan saling memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam (learning to know each other deeply).
6.        Pemebelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja sama (learning to ask, to inquiry, to work together).
7.        Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan (learning ask an enjoy activity).
Komponen pembelajaran kontekstual
1.        Constructivism (kontruktivisme, membangun, membentuk)
2.        Questioning (bertanya)
3.        Inquiry (menyelidiki, menemukan)
4.        Learning community (masyarakat belajar)
5.        Modeling (pemodelan)
6.        Reflection (refleksi atau umpan balik)
7.        Authentic assessment (penilaian yang sebenarnya)

        Apabila ketujuh komponen ini diterapkan dalam pembelajaran, terlihat pada realitas berikut:
1.        Kegiatan yang mengembangkan pemikiran bahwa pembelajaran akan lebih bermakna apabila siswa bekerja sendiri
2.        Kegiatan belajar yang mendorong sikap keingintauan siswa lewat bertanya tentang topik atau permasalahan yang akan dipelajari.
3.        Kegiatan belajar yang bias mengondisikan siswa untuk mengamati.
4.        Kegiatan belajar yang bisa menciptakan suasana belajar bersama atau kelompok sehingga ia bisa berdiskusi.
5.        Kegiatan belajar yang bisa menunjukkan model yang bisa dipakai rujukan atau panutan siswa dalam bentuk penampilan tokoh.
6.        Kegiatan belajar yang memberikan refleksi atau umpan balik dalam bentuk tanya jawab dengan siswa tentang kesulitan yang dihadapi dan pemecahannya.
7.        Kegiatan belajar yang bisa diamati secra periodik perkembangan kompetensi siswa melalui kegiatan-kegiatan nyata ketika pembelajaran berlangsung.

Prinsip Dasar setiap komponen Utama CPL
1.        Konstruktivisme
        Prinsip dasar konstruktivisme yang dalam praktik pembelajaran harus dipegang guru adalah sebagai berikut
-           Proses pembelajaran lebih utama daripada hasil pembelajaran
-           Informasi bermakna dan relevan dengan kehidupan nyata siswa lebih penting daripada informasi verbalistis
-           Siswa mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk menemukan dan menerapkan idenya sendiri dalam belajar.
-           Siswa diberikan kebebasan untuk menerapkan strateginya sendiri dalam belajar
-           Pengetahuan siswa tumbuh dan berkembang melalui pengalaman sendiri
-           Pemahaman siswa akan berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila diuji dengan pengalaman baru.
-           Pengalaman siswa dibangun secara asimilasi (yaitu pengetahuan baru dibangun dari struktur pengetahuan yang sudah ada) maupun akomodasi (struktur pengetahuan yang sudah ada di modifikasi untuk menampung/menyesuaikan hadirnya pengalaman baru).

2.        Bertanya (Questioning)
        Prinsip-prisnsip yang perlu diperhatikan guru dalam pembelajaran berkaitan dengan komponen bertanya adalah sebagai berikut
-           Penggalian informasi lebih efektif apabila dilakukan melalui bertanya
-           Konfirmasi terhadap apa yang sudah diketahui lebih efektif melalui tanya jawab
-           Dalam rangka penambahan atau pemantapan pemahaman lebih efektif dilakukan lewat diskusi (baik kelompok maupun kelas).
-           Bagi guru, bertanya pada sisawa bisa mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa.
-           Dalam pembelajaran yang produktif.

3.     Menemukan (inquiry)
        Prinsip-prinsip yang bisa dipegang guru ketika menerapkan komponen inquiry dalam pembelajaran adalah sebagai berikut
-           Pengetahuan dan ketrampilan akan lebih lama diingat apabila siswa menemukan sendiri.
-           Informasi yang diperoleh siswa akan lebih mantap apabila diikuti dengan bukti-bukti atau data yang ditemukan sendiri oleh siswa.
-           Siklus inkuiri adalah observasi, bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan data, dan penyimpulan.



4.     Masyarakat belajar (learning community)
        Prinsip-prinsip yang bisa diperhatikan guru ketika menerapkan pembelajaranyang berkonsentrasi pada komponen learning community.
-           Pada dasarnya hasil belajar diperoleh dari kerja sama atau sharing dengan pihak lain.
-           Sharing terjadi apabila ada pihak yang saling memberi dan saling menerima informasi.
-           Sharing terjadi apabila ada komunikasi dua atau multi arah.
-           Masyarakat belajar terjadi apabila masing-masing pihak yang terlibat di dalamnya sadar bahwa pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan yang dimilikinya bermanfaat bagi yang lain.
-           Yang trelibat dalam masyarakat belajar pada dasarnya bisa menjadi sumber belajar.

5.     Pemodelan (modeling)
        Prinsip-prinsip komponen modeling yang bisa diperhatikan guru ketika melaksanakn pembelajaran adalah sebagi berikut
-           Pengetahuan dan ketrampilan diperoleh dengan mantap, apabila ada model atau contoh yang bisa ditiru.
-           Model atau contoh bisa diperoleh langsung dari yang berkompeten atau dari ahlinya.
-           Model atau contoh bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, contoh hasil karya, atau model penampilan.

6.     Refleksi (reflection)
        Prinsip-prinsip dasar yang perlu diperhatikan guru dalam rangka penerapan komponen refleksi adalah sebagai berikut
-           Perenungan atas sesuatu pengetahuan yang baru diperoleh merupakan pengayaan atas pengetahuan sebelumnya.
-           Perenungan merupakan respons atau keajaiban, aktivitas atau pengetahuan yang baru diperolehnya.
-           Perenungan bisa berupa menyampaikan penilaian atas pengetahuan yang baru diterima, membuat catatan singkat, diskusi dengan sejawat, atau untuk kerja.

7.     Penilaian autentik (authentic assessment)
        Prinsip dasar yang perlu menjadi perhatian guru ketika menerapkan komponen penilaian autantik dalam pembelajaran adalah sebagai berikut
-           Penilaian autentik buka menghakimi siswa, tetapi untuk mengetahui perkembangan pengalaman belajar siswa.
-           Penilaian dilakukan secara kompherensif dan seimbang antara penilaian proses dan hasil.
-           Guru menjadi penilai yang konstruktif.
-           Penilaian autantik memberikan kesempatan siswa untuk dapat mengembangkan penilaian diri dan penilaian sesama.

Bertolak dari prinsip-prinsip dasar pada setiap komponen pada pendekatan CTL tersebut, kata-kata kunci yang dapat dipakai sebagai pengingat guru ketika melaksanakan pembelajaran berbasis CTL adalah sebagai berikut.
1.        Belajar pada hakikatnya adalah belajar dari kenyataan yang bisa di amati, dipraktikkan, dirasakan, dan di uji coba.
2.        Belajar adalah mengutamakan pengalaman nyata
3.        Belajar adalah berpikir tingkat tinggi
4.        Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa
5.        Kegiatan pembelajaran memberikan kesempatan siswa untuk aktif, kritis dan kreatif
6.        Menghasilkan pengetahuan yang bermakna dalam kehidupan siswa
7.        Harus dekat dengan kehidupan nyata
8.        Harus bisa menunjukkan perubahan perilaku siswa
9.        Diarahkan pada siswa praktik,bukan menghafal
10.     Menciptakan siswa belajar, bukan guru belajar

        Senada dengan hal tersebut, University of Washington (2001) mendeskripsikan enam unsur penting yang harus diperhatikan dalam pendekatan kontekstual, yaitu sebagai berikut.
1.        Pembelajaran bermakna: pemahaman, relevansi, dan penghargaan siswa.
2.        Penerapan pengetahuan: kemampuan untuk melihat bagaimana dan apa yang dipelajari diterapkan dalam tatanan-tatanan lain dan berfungsi pada masa sekarang dan akan dating.
3.        Berpikit tingkat tinggi: siswa dilatih untuk berpikir kritis dan kreatif.
4.        Kurikulum yang dikembangkan berdsarkan standar: materi atau isi pembelajaran berhubungan dengan suatu rentang dan beragam standar lokal.
5.        Responsive terhadap budaya: pendidik harus memahami dan menghormati nilai, keyakinan dan kebiasaan siswa.
6.        Penialaian autentik: penggunaan berbagai macam strategi penulaian yang secara valid mencerminkan hasil belajar sesungguhnya yang di aharapakan siswa.